Bolehkah Anak Terlalu Sering Konsumsi Puree?

Bolehkah Anak Terlalu Sering Konsumsi Puree?
Bolehkah Anak Terlalu Sering Konsumsi Puree? Stunting belakangan ini jadi masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan. Adapun penyebab stunting dikaitkan dengan asupan gizi anak di masa tumbuh kembang.

Meski krusial, tetapi banyak orangtua yang tidak sadar salah satu pemicu utama stunting adalah metode pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pengganti ASI (MPASI) yang tidak tepat, diketahui pula bahwa MPASI yang tidak tepat juga terkait dengan weight faltering (gagal tumbuh) pada anak.

Contohnya, masih banyak yang memberikan MPASI dengan tepung beras, puree sayur dan buah, bubur kacang hijau. Padahal seharusnya, komposisi makanan yang diberikan mengacu pada komposisi ASI, yang terdiri dari 55 persen lemak, 30 persen karbohidrat, dan kurang dari 5 persen protein.

Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K) mengatakan bahwa stunting yang terjadi pada balita Indonesia karena asupan protein hewani yang tidak cukup di dua tahun pertama kehidupan. “Ketiga zat gizi tersebut (lemak, karbohidrat, dan protein) merupakan makronutrisi. Nutrisi tersebut bisa jadi building block untuk pembentukan otak dan pertumbuhan tinggi badan,” ujar Damayanti dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras di Jakarta.

Asupan energi juga harus cukup karena bila kurang, protein yang masuk akan dipakai menjadi energi, bukan untuk pertumbuhan.

Adapun sumber protein hewani terbaik disarankan Damayanti adalah whey protein, telur, susu, ikan, ayam, dan terakhir daging merah. Bahkan produk yang ada di pasaran juga bisa diberikan pada anak, asalkan mendapat izin edar BPOM.

“Bila tidak memungkinkan MPASI rumahan, WHO memperbolehkan MPASI yang sesuai dengan Codex. Produk dengan ijin edar BPOM pasti sudah mengikuti Codex,” lanjutnya. Codex adalah aturan produk makanan yang sesuai dengan ketentuan WHO dan FAO.

Di sisi lain, Damayanti menyebut tentang tren memberikan puree buah dan sayur yang justru juga meningkatkan risiko anak mengalami weight faltering. Sayur dan buah tetap perlu dikenalkan sejak dini, tapi cukup sedikit saja. Sayur bisa ditambahkan pada MPASI, dan buah untuk snack. Sayur dan buah mengandung serat tinggi. Bila terlalu banyak, akan membuat bayi cepat kenyang, mengingat ukuran lambung bayi masih sangat kecil.

“Bila bayi kenyang dengan serat, asupan nutrisi yang lain jadi tidak terpenuhi. Terlalu tinggi serat juga membuat bayi sembelit. Selain itu, serat juga bisa mengganggu penyerapan nutrisi tertentu. Sehingga, asupannya perlu dibatasi, tidak perlu berlebihan,” jelas Damayanti.

Comments

Popular posts from this blog

Apa Saja Manfaat Pakai Nebulizer Untuk Pengobatan Asma?

Ternyata Tidur Lebih Dari 8 Jam Bisa Percepat Kematian

Ini Yang Harus Dilakukan Jika Si Kecil Mimisan